Sosiologi

Pertanyaan

Jelaskan fungsi sosiologi dalam mengkaji demokrasi ??

1 Jawaban

  • adi fungsi dasar sosiologi sangat beragam, seperti yang telah di ungkapkan oleh Emile Durkheim yang telah membagi pembahasan sosiologi.a.       Fungsi agamaDalam bahasanya mengenai hal ini, Horton dan Hunt (1984:271-272)[1] membedakan antara fungsi manifest dan fungsi laten. Menurut mereka fungsi manifest agama berkaitan dengan segi-segi doktrin, ritual, dan aturan perilaku dalam agama. Namun yang juga penting diketahui adalah fungsi laten agama. Dalam kaitan ini Durkheim terkenal karena pandangannya bahwa agama mempunyai fungsi positif bagi integrasi masyarakat, baik pada tingkat mikro maupun makro pada tingkat mikro, menurut Durkheim.Di sini nampak bahwa menurut Durkheim melalui komunikasi dengan Tuhannya orang yang beriman bukan hanya mengetahui kebenaran yang tidak diketahui orang kafir tetapi juga menjadi seseorang lebih kuat, sehingga menurutnya fungsi agama ialah untuk menggerakkan kita dan membantu kita untuk hidup.Di segi makro agama pun menjalankan fungsi positif karena memenuhi kebutuhan masyarakat untuk secara berkala menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi cirri dan inti persatuan masyarakat tersebut.Melalui upacara-upacara agama yang dilakukan secara berjamaah maka persatuan dan kebersamaan umat dipupuk dan dibina.Ada ahli sosiologi yang mengemukakan bahwa agama mempunyai disfungsi pula. Dikemukakan bahwa pertentangan yang membahayakan keutuhan masyarakat tidak jarang bersumber pada faktor agama. Konflik antara kaum katolik dan kaum protestan di Irlandia Utara, antara kaum Sikh dan kaum Hindu di Negara Bagian Punjab, antara kaum Muslim dan kaum Hindu di Ayodhya, antara orang Palestina yang beragama Islam dan orang Israel yang beragama Yahudi, antara kaum Kristen dan kaum Muslim di Nagomo-Karabach dan antara kaum Shiah dan kaum Sunni di Irak menunjukkan bahwa adanya agama berlainan atau aliran berbeda dalam agama yang sama dalam satu masyarakat dapat membahayakan keutuhan masyarakat tersebut. Dalam masyarakat kita sendiri telah kita lihat, misalnya, bahwa pertentangan berkepanjangan dalam pucuk pimpinan organisasi Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah mengakibatkan pemisahan diri oleh sejumlah fraksi anggota dari campur tangan fihak keamanan dalam urusan internnya[2].     b.      Agama dan Perubahan Sosial.Para ahli sosiologi agama mengkaji hubungan antara agama dan perubahan sosial. Ada yang berpendapat, misalnya, bahwa agama menghambat perubahan social.Pandangan ini tercermin dari ungkapan Marx bahwa ”agama adalah candu bagi rakyat”, menurutnya karena ajaran agamalah maka rakyat menerima saja nasib buruk mereka dan tidak tergerak untuk berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan.Pandangan ini ditentang ahli sosiologi lain, yang menunjukkan bahwa dalam banyak masyarakat kaum agama merupakan kekuatan revolusioner yang memimpin gerakan social untuk merubah masyarakat. Contoh-contoh yang dapat diajukan untuk mendukung pendapat demikianlah ialah, antara lain, berbagai gerakan perlawanan kaum ulama ditanah air kita terhadap penjajahan belanda, kepeloporan para rohaniwan katolik dalam menghapi ditatur dan rezim-rezim militer diberbagai Negara-negara Amerika Selatan, perlawanan para rohaniwan Katolik di Polandia terhadap rezim komunis, dan gerakan para ayatullah yang berhasil menjatuhkan rezim Shah Iran. Kita tentu masih ingat pula tesis Weber, yang intinya ialah bahwa perkembangan semangat kapitalisme di Eropa Barat berhubungan secara erat dengan perkembangan etika Protestan.[3]Dari definisi sosiologi agama di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi agama sama dengan dengan sosiologi pada umumnya ia mempelajari masyarakat agama dengan pendekatan ilmu sosial, bukan teologis. Tetapi tidak semua pernyataan dalam definisi tersebut dapat kita setujui, terutama dalam pernyataan bahwa sosiologi agama untuk kepentingan masyarakat agama atau masyarakat umunya.Sosiologi umum dan sosiologi agama adalah ilmu murni yang peruntukannya diserahkan kepada siapa saja yang mau memanfaatkannya.

Pertanyaan Lainnya