contoh pantun sunda untuk penutup pidato bahasa sunda
B. Daerah
Dwiajni
Pertanyaan
contoh pantun sunda untuk penutup pidato bahasa sunda
1 Jawaban
-
1. Jawaban ilukman
Dalam penutup pidato, atau dalam bahasa Sunda pidato disebut biantara, sering disisipkan pantun. Dalam bahasa Sunda, pantun disebut juga sebagai sisindiran. Dilihat dari bentuk kata-katanya, terdapat tiga jenis sisindiran, yaitu paparikan, rarakitan dan wawangsalan.
Yang menjadi tujuan disipkannya pantun atau sisindiran pada penutup pidato, antara lain adalah agar pidato lebih menarik, tidak kaku, dan dapat meninggalkan kesan yang baik. Penyisipan sisindiran tidak hanya di akhir pidato saja, bisa juga di awal pidato. Salah satu contoh pantun yang sering digunakan pada penutup pidato bahasa Sunda antara lain adalah :
saninten buah saninten
dibawa ka parapatan
hapunten abdi hapunten
bilih aya kalepatan
Jika dilihat dari bentuk kata-katanya, sisindiran tersebut di atas adalah termasuk ke dalam sisindiran jenis paparikan. Ciri-ciri dari sisindiran paparikan adalah : jumlah baris (baris dalam bahasa Sunda disebut jajar atau padalisan) yang ada dalam satu tumpuk (pada atau gunduk) ada empat, jumlah suku-kata (engang) dalam tiap baris ada delapan suku-kata.
Ciri-ciri lainnya dari paparikan adalah : baris pertama dan baris kedua adalah merupakan kulit (dalam bahasa Sunda disebut cangkang), sedangkan baris ketiga dan baris keempat adalah merupakan isi. Suara akhir suku-kata baris pertama mirip (dalam bahasa Sunda disebut murwakanti) dengan suara akhir suku-kata baris ketiga. Sedangkan suara akhir suku-kata baris kedua mirip dengan suara akhir suku-kata baris keempat.
Sisindiran jenis paparikan hampir mirip dengan rarakitan. Bedanya paparikan dengan rarakitan adalah : pada rarakitan, satu atau dua kata awal pada baris pertama diulang pada awal baris ketiga, dan satu atau dua kata awal pada baris kedua diulang pada awal baris ketiga. Sedangkan wawangsalan jauh berbeda jika dibandingkan dengan paparikan dan rarakitan. Dalam satu tumpuk wawangsalan hanya terdapat dua padalisan atau baris. Baris pertama pada wawangsalan merupakan kulit dan baris kedua merupakan isi.